MADYA POS.COM

Selasa, 26 Juni 2012

DISPENDASU M-IV JUNI & BERITA KPK



DISPENDASU M-IV JUNI 2012









================================================================

Diperiksa KPK, Anas: Ini Kesempatan Baik Bagi Saya


Jakarta Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum siap memberikan klarifikasi dan keterangan di hadapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seputar dugaan kasus korupsi Hambalang. Anas berharap kehadirannya dapat menghapus segala syak wasangka.

Anas mengatakan pemeriksaan kali ini untuk memberikan klarifikasi atau permintaan keterangan mengenai dugaan kasus korupsi Hambalang. Ia berterima kasih kepada penyidik KPK yang memintanya
untuk memberikan klarifikasi dan memberikan keterangan atas kasus tersebut.

"Karena ini adalah kesempatan yang terbaik untuk mengklarifikasi atau memberikan keterangan yang dianggap perlu oleh KPK. Ini kesempatan yang baik bagi saya," kata Anas yang mengenakan batik warna cokelat saat tiba di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (27/6/2012).

Anas mengaku sudah berkali-kali memberikan klarifikasi dan sanggahan dugaan keterlibatannya di hadapan sejumlah media massa.

"Tetapi itu belum formal atau resmi di KPK. Hari inilah klarifikasi dan permintaan keterangan itu, saya penuhi. Jadi saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada KPK karena KPK menjalankan tugasnya dengan baik," ujar Anas.

"Kalau saya tidak dimintai keterangan nanti akan muncul syak wasangka, ada tekanan politik dan lain-lain. Jadi ini baik sekali bagi KPK karena KPk menjalankan tugasnya dengan profesional. Tetapi ini baik buat saya karena saya diberikan kesempatan untuk klarifikasi, verifikasi dan mendudukkan tuduhan-tuduhan itu pada porsi yang tepat," lanjut Anas.(dtc)

Minggu, 17 Juni 2012

Dispendasu M-III JUni 2012 & Komunitas Mandailing di Malaysia



IKLAN DISPENDASU MINGGU KE-III JUNI 2012






Ini Penjelasan Komunitas Mandailing di Malaysia Soal Tari Tor-tor


Jakarta  Komunitas Mandailing di Malaysia meminta saudara mereka di Indonesia memahami usulan soal tari Tor-tor masuk dalam warisan kebudayaan negeri jiran. Salah satu alasannya adalah agar Tari Tor-tor bisa lestari dan mendapat pengakuan negara, tidak hanya dipentaskan di rumah saja.

"Kami sudah 200 tahun di sini, sebelum wujud Malaysia dan Indonesia, kami sudah ada di sini. Kenapa tidak boleh kebudayaan Mandailing ada," ujar tokoh Mandailing di Malaysia, Ramli Abdul Karim Hasibuan, saat berbincang dengan detikcom, Senin (18/6/2012).

Ramli juga mempersoalkan bahasa yang digunakan media di Indonesia soal 'klaim'. Tidak ada yang namanya Malaysia mengklaim tari Tor-tor. Dia bercerita tor-tor merupakan bahasa Mandailing yang artinya tarian-tarian.

Dia bersama 500 ribu warga komunitas warga Mandailing dari berbagai macam marga di Malaysia antara lain Nasution dan Siregar, ingin budaya Mandailing diakui juga oleh pemerintahnya.

"Ini sudah hampir 70 tahun kami perjuangkan. Kemarin 14 Juni ada acara Perhimpunan Anak Mandailing, dan kami meminta kepada yang terhormat Menteri Penerangan supaya kebudayaan Mandailing diangkat sama tingginya dengan budaya China dan India, juga dengan budaya Minang dan Jawa. Saat itu disebutkan akan dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam akta warisan negara, sebagai pelestarian suatu budaya," terang Ramli yang sempat mengajak detikcom berbicara bahasa Mandailing ini.

Ramli menegaskan, tari Tor-tor diusulkan sebagai warisan kebudayaan bangsa bukan berarti diklaim Malaysia, tapi justru agar dilestarikan, dipelihara dan dipertahankan supaya jangan hilang.

"Selepas masuk dalam pelestarian budaya, akan diberi peruntukan budget keuangan bagi kebudayaan ini. Jadi tidak ada niat Malaysia mengklaim milik Malaysia, kalau disebut itu milik Mandailing," jelasnya.

Masyarakat Mandailing sudah selama 200 tahun berkiprah di Malaysia. Mereka tersebar mulai dari wilayah Perak, Selangor, Negeri Sembilan, hingga Kuala Lumpur. Keturunan Mandailing dari marga Nasution dan Siregar bahkan banyak yang menjadi pejabat di pemerintahan Malaysia.

"Kami ingin budaya Mandailing juga diangkat di sini. Kami berpesan kepada saudara kami di Mandailing, kami juga warga Mandailing, kami ingin kebudayaan kami diakui di Malaysia. Tidak ada diklaim, tapi dilestarikan. Bukan hanya sekadar dipentaskan di belakang rumah," tuturnya.

Ramli mengibaratkan dengan kesenian Barongsai yang di era Gus Dur diperbolehkan dipertunjukkan di Indonesia. Tapi kesenian Barongsai itu pun tidak otomatis diklaim menjadi milik Indonesia, sebatas hanya menjadi kebudayaan saja.

"Kami hanya ingin budaya Mandailing di Malaysia dilestarikan," tegas Ramli yang juga editor di harian Utusan Malaysia ini.(dtc)

Minggu, 10 Juni 2012

DISPENDASU M-II JUNI 2012

IKLAN DISPENDASU MINGGU KE- DUA JUNI 2012










Selasa, 05 Juni 2012

DISPENDASU -M-I JUNI & BERITA TNI-AL




 DISPENDASU M-I JUNI 2012

 

 

 =============================

TNI AL Akan Miliki Kapal Perang Penghancur Rudal Senilai Rp 1,98 T


Jakarta,   TNI Angkatan Laut terus memperbarui alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk memperkuat pertahanannya dalam menjaga perbatasan wilayah Indonesia. Melalui Kementerian Pertahanan, TNI AL akan memiliki sebuah kapal tempur penghancur rudal.

"Untuk memperkuat Alutsista dijajaran TNI AL guna mendukung tugas menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Juga diperlukan untuk memberikan deterrent effect (efek gentar) terhadap pihak manapun yang akan mengganggu. Kedaulatan dan keutuhan wilayah," ujar Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kemhan Mayjen Ediwan Prabowo.

Hal itu dikatakan usai penandatanganan kontrak pengadaan 1 unit kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 dengan Damen Schelde Naval Shipbiulding (DSNS) Belanda di gedung Baranahan, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (05/06/2012).

Ediwan mengatakan kapal seharga USD 220 juta atau Rp 1.98 triliun ini akan dilengkapi sistem anti serangan udara, anti serangan kapal selam dan anti serangan kapal atas air. Kapak tersebut memiliki lebar 14 meter dengan tinggi 3,7 meter. Kapal bisa menampung 120 orang dan melakukan perjalanan 20 hari tanpa henti dengan kecepatan 28 knot.

"Rencananya kapal rancangan Belanda ini akan dibangun di tiga tempat dan bekerjasama dengan PT. PAL Indonesia," tutupnya.(dtc)